Meningkatkan
minat baca mau tak mau kini sudah sangat diperlukan. Keadaan dunia
yang semakin mengglobal secara tidak langsung telah memaksa kita untuk
mempertajam pengamatan kita terhadap informasi-informasi yang beredar.
Selain itu, keadaan ini juga telah menuntut kita untuk memperbaiki
kualitas diri. Salah satu kunci untuk mencapai beberapa poin tersebut
adalah dengan membaca.
Kurangnya
minat baca yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia seharusnya mendorong
pihak-pihak yang terkait untuk sesegera mungkin memfasilitasi dan
menganalisis apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut. Dalam hal
ini, tentu sangat diperlukan kerjasama antara penulis, penerbit, dan
pemerintah dalam pengadaan sumber bacaan. Pertama, penulis diperlukan
karena merekalah para pengarang dan pencari sumber informasi yang mempu
menuangkan ide-ide dan pengetahuan briliannya untuk disebarluaskan
kepada masyarakat. Kedua, penerbit diperlukan untuk memfasilitasi para
penulis dalam mempublikasikan karya-karya mereka. Karena, amatlah
sulit bila seorang penulis harus mencetak dan menerbitkan karyanya
sendiri kecuali dengan dana yang sangat besar. Ketiga, peran pemerintah
sangat diperlukan untuk memberikan subsidi buku, terutama buku-buku
pelajaran yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda bangsa. Hal ini
akan lebih baik jika pemerintah memberikan anggaran khusus bagi
pemuliaan perpustakaan, karena perpustakaan dapat dijangkau oleh siapa
saja dan tentunya lebih efisien bagi mereka yang memiliki dana minim
untuk membeli buku.
Sumber
bacaan baik buku, buletin, koran ataupun sejenisnya merupakan jendela
dunia bagi kita yang tidak mampu untuk menjelajahinya secara langsung.
Bahkan Cicero seorang orator dan penulis prosa terkenal pada abad ke
43 SM mengatakan “ a room without book like body without soul ”
Oleh karena itu, kita harus mulai memperbaiki kondisi sumber bacaan
kita dan mencoba untuk menggali minat baca yang telah lama tersembunyi
dalam diri kita
B. Permasalahan
Kurangnya
minat baca Indonesia sudah amat memprihatinkan. Ditambah lagi banyaknya
anak-anak dalam usia sekolah yang kekurangan biaya sehingga terpaksa
harus meninggalkan bangku sekolah, bahkan tidak sama sekali
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Bila perpustakaan tidak
diperbaiki keadaannya, maka hal ini dapat memperparah kualitas ilmu
anak bangsa.
C. Tujuan
Artikel
ini bertujuan untuk memandu masyarakat untuk mulai membentuk situasi
dan kondisi yang nyaman untuk meningkatkan minat baca mereka. Baik
dalam ruang lingkup pribadi seperti perpustakaan pribadi, ataupun dalam
ruang lingkup yang lebih luas seperti perpustakaan umum. Rendahnya
daya beli buku pada kebanyakan masyarakat kita, akan membuat peran
perpustakaan menjadi hal yang amat penting untuk memenuhi kebutuhan
informasi.
D. Landasan Teori
Artikel
ini berlandaskan pada UU Sisdiknas no 20/ 2003 Pasal 11 yang berbunyi
“Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga tanpa diskriminasi”
Selain
itu, Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Selain itu, ayat 3 berbunyi “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang. Adapun
pasal 5 yang berbunyi “ Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pasal-pasal tersebut seharusnya bisa menggalakkan pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas pendidikan di negeri ini.
E. Pembahasan
Untuk
meningkatkan kecintaan terhadap perpustakaan, diperlukan minat baca
yang tinggi dan kesadaran untuk mencari sumber informasi terbaru pada
masyarakat. Beberapa hal yang dapat ditempuh adalah mempercantik koleksi buku pribadi, membentuk perpustakaan mini, lalu mulailah dengan mempercantik perpustakaan sekolah,
kantor, ataupun perpustakaan nasional. Karena keindahan akan
menumbuhkan kecintaan tersendiri terhadap suatu hal yang kita
prioritaskan.
1. Mempercantik koleksi buku pribadi
Buku yang
usang dan tampak kusam tentu tidak akan mampu memberikan daya tarik
bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi untuk sekedar membuka-buka
setiap lembarannya dan membaca kandungan yang terdapat di dalamnya.
Kecuali bila buku tersebut amat sangat sedang diperlukan dan tidak ada
lagi yang bisa menggantikan keutamaannya. Oleh karena itu, kecantikan
buku mutlak diperlukan bagi orang-orang yang minat bacanya masih
rata-rata. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dilakukan untuk
mengatasi masalah ini.
- Mulailah menyampuli buku-buku anda semenarik mungkin dan serapi mungkin.
- Letakkan buku tersebut di tempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau.
- Jauhkan buku-buku tersebut dari lingkungan yang lembab dan yang dapat merusak kualitas kertas buku. Jangan pernah meletakkan buku merapat pada dinding karena dinding adalah media yang sangat sensitif terhadap kelembaban.
- Sediakan rak buku yang menarik bagi buku-buku kesayangan anda
- Jangan pernah menumpuk buku dan menaruh buku secara berjajar ataupun berhimpitan dengan ukuran yang tidak teratur, karena lama-kelamaan hal tersebut dapat merusak bentuk buku.
2. Membentuk perpustakaan mini
Hal ini
memang tidak dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, namun
alangkah baiknya bila salah satu orang atau kalangan yang taraf
hidupnya lebih dari cukup menyumbangkan hartanya untuk sekedar
membentuk perpustakaan mini yang ruang lingkupnya setingkat rukun
tetangga saja. Perpustakaan yang dibentuk dapat berupa perpustakaan konvensional atau perpustakaan digital.
Namun,
perpustakaan yang paling ideal adalah perpustakaan digital. Dalam era
yang serba cepat ini kita sudah tidak mungkin mengandalkan sumber
informasi kadaluarsa yang biasanya terdapat dalam perpustakaan
konvensional. Apalagi perpustakaan konvensional seringkali membutuhkan
media penyimpanan yang luas. Dengan menggunakan perpustakaan digital,
selain menghemat tempat karena dapat menyimpan beragam jenis buku dan
data dalam bentuk elektronik, perpustakaan pun dapat berlangganan
jurnal-jurnal ilmiah yang keakuratan informasinya dapat dipertanggung
jawabkan sehingga tidak lagi menimbulakan kekhawatiran seperti
ketidakjelasan benar atau tidaknya informasi maupun nama pengarang dari
sumber informasi yan ditemukan.
Manajemen
perpustakaan mini ini cukup hanya dengan membentuk kartu anggota dengan
biaya terjangkau dan tanpa biaya peminjaman lainnya. Namun, bila taraf
hidup rata-rata penduduk di sekitar perpustakaan mini ini dibawah
garis kemiskinan, maka yang harus diperlukan hanyalah meminta data diri
lengkap setiap peminjam yang datang untuk mengurangi resilko
kehilangan buku.
Meminimalisir biaya administrasi perpustakaan
mutlak diperlukan untuk menjaga agar pengunjung tetap ada dan
perpustakaan tidak hanya sekedar dijadikan hiasan ditengah hiruk pikuk
masyarakat. Padahal, perpustakaan mini ini sangat berguna untuk menambah
pengetahuan anak diluar sekolah dan membeikan pengetahuan baru bagi
mereka yang tidak memiliki kesempatan bersekolah. Selain itu, anak-anak
pun memiliki tempat untuk menghabiskan waktunya dalam hal yang positif.
Dan bagi orang dewasa, tentunya perpustakaan mini ini dapat
dipergunakan sebagai sarana membaca terdekat di waktu luang dan
memberikan informasi ter up-date yang sangat diperlukan dalam pergaulan dan persaingan kerja.
3. Mempercantik perpustakaan sekolah, perpustakaan kantor, dan perpustakaan nasional
Kebutuhan
siswa/siswi apapun tingkatan formalnya adalah perpustakaan sekolah, dan
kebutuhan para pegawai yang lelah dengan rutinitas kantornya dan ingin
mendapatkan pengetahuan baru untuk menyegarkan fikiran adalah
perpustakaan kantor. Sementara itu, bagi bangsa yang telah lama
menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan dan buku bacaan diperlukan sebuah
perpustakaan pusat dan terlengkap, yaitu perpustakaan nasional.
Perpustakaan
sekolah diperlukan untuk membiasakan peserta didik mendekatkan diri
dengan ilmu pengetahuan yang tersebar luas diluar text book yang disediakan sekolah. Terdapat dua model yang dapat diterapkan, yaitu:
- Force : Guru memberi tugas bacaan dengan halaman/bab/buku tertentu yang tersedia di perpustakaan, kemudia meminta siswa/siswi untuk meringkas dan mempresentasikan hasil bacaan.
- Persuasive : Menjadikan perpustakaan sebagai tempat terindah dan ternyaman di sekolah dengan menempelkan poster, lukisan, atau gambar yang menarik sehingga suasana perpustakaan tidak kaku dan menarik.
Sementara
itu, perpustakaan kantor dibuat sebagai sarana bagi para pegawai untuk
mengetengahkan rutinitas kantor yang dijalani. Untuk menghindari
suasana perpustakaan yang membosankan, tentunya akan lebih baik jika
membangun perpustakaan kantor diluar gedung kantor pusat. Sediakanlah
kursi-kursi kecil yang mengitari pepohonan rindang sebagai tempat
membaca di sekitar peprpustakaan. Tak ada salahnya pula bila
perpustakaan berdiri disamping kafetaria yang menyediakan makanan dan
minuman ringan sehingga pengunjung dapat menikmati hidangannya membaca
dan mengobrol bersama kolega dengan santai. Mungkin keadaan ini akan
mengubah paradigma perpustakaan yang identik dengan kesunyian, namun
hal-hal yang diperbincangkan pasti tidak akan menyimpang terlalu jauh
dari apa yang mereka baca.
Perpustakaan
nasional yang selama ini hanya menjadi ikon negara pun harus dirubah
keadaannya. Hal yang dapat dilakukan adalah memberikan pelatihan bagi
para pustakawan, bekerja sama dengan pihak dalam dan luar negeri dalam
pengadaan buku-buku terbaru, menempelkan poster-poster yang bertemakan
cinta perpustakaan, dan membuat book fair di halaman
perpustakaan sehingga masyarakat tertarik untuk berkunjung. Karena
mungkin, selama ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui dimana
keberadaan perpustakaan nasional. Jarangnya publikasi dan pengiklanan
perpustakaan nasional untuk meningkatkan minat baca pun kini semakin
memperparah kondisi tersebut. Untuk itu, perpustakaan nasional harus
dapat difungsikan sebagai sarana pariwisata keluarga yang murah dan
bermanfaat disamping fungsi utamanya sebagai sumber informasi.
F. Kesimpulan dan Saran
Untuk
mengantisipasi bobroknya kualitas baca masyarakat, sudah seharusnya
pemerintah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengadaan
sumber bacaan dan perbaikan fasilitas perpustakaan. Dan dalam
pembentukan perpustakaan mini, dibutuhkan kerjasama antar masyarakat
disertai dukungan penuh dari pemerintah dan LSM terkait untuk proses
pembinaan pustakawan dan sosialisasi perpustakaan mini. Semoga bila
poin-poin yang telah tersebut diatas telah dilaksanakan secara tepat,
kelak tercipta masyarakat Indonesia yang cerdas dan berkualitas.
Daftar Pustaka
Jatinegara, Isa. Luna Matyaningsih.2009. Perpustakaan Rumah. Bogor. PT Penebar Swada
Noerhayati.1986.Pengelolaan Perpustakaan jilid 1.Bandung.Alumni
Muhsin, Ahmad. Wahyu Supriyanto. 2009. Teknologi Informasi Perpustakaan. Jakarta. Kanisius
Munir.2009.Kurikulum Berbasis TIK.Bandung.Alfabeta
Warsita, Bambang.2008.Teknik pembelajaran, landasan dan aplikasinya.Jakarta.PT Rineka Cipta
Anusapati.2003.Peran
Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca.Buletin Media
Informasi.Yogyakarta.UPT Perpustakaan Universitas Gajah Mada
Supriyanto, Wahyu. Muhsin, Ahmad.2009.Teknologi Informasi Perpustakaan(kutipan pendapat Wandoyo:2007).Kanisius
Mudhofir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung. Remaja Rosdakarya
Mangkoesapoetro,Arief
. 2004. Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di
Tingkat Persekolahan.http://www.pendididkan.net
Rustantiningsih.2008. Pembelajaran Berbasis Internet Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Siswa Sekolah Dasar.http://www.pendidikan.net
Perpustakaan Digital.http://ms.wikipedia.org
Penulis: Nida Ul MIllah
Sumber : http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=tingkat+minat+baca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar