CARA GAMPANG MENULIS BUKU BEST SELLER
Salah satu pertanyaan dari para profesional yang paling sering mampir
ke saya adalah yang seperti ini: Bagaimana sih cara menulis buku yang
mudah itu? Memang, saya termasuk salah satu penulis yang paling demen memprovokasi kalangan tersebut supaya menulis buku. Bukan cuma menulis buku biasa, tapi menulis buku bestseller, lho! Sekalipun itu baru pengalaman menulis buku yang pertama, saya tetap menegaskan, “Beranilah bermimpi menjadi penulis buku bestseller!”
Sementara lupakan saja soal definisi bestseller. Yang
penting, cita-citakan dulu buku kita akan laris di pasaran, lalu
beranikan mental, niatkan segera, dan mulai sekarang juga dengan menulis
apa pun yang menggoda kita untuk menulis. Sengaja saya dorong-dorong
supaya para profesional itu berani menggagas buku bestseller.
Mengapa? Ya, supaya semangatlah menulisnya. Kalau menulis tanpa
semangat, jangan harap ada roh semangat pula dalam karya kita. Kalau
hasil tulisan tidak memiliki roh atau gereget tertentu, mana ada orang
yang mau beli dan membacanya, kan?
Balik lagi ke soal bagaimana cara menulis buku yang mudah, saya pun berani menyatakan bahwa menulis buku bestseller
itu mudah. Sampai-sampai saya bersama Andrias Harefa (penulis 30 buku
laris) mengadakan workshop berjudul “Cara Gampang Menulis Buku
Bestseller”, yang pada Agustus 2008 nanti memasuki Angkatan Ke-5. Nah,
bagaimana kesan para peserta workshop tersebut? Umumnya mereka sadar dan menjadi yakin, ternyata menulis buku bestseller itu memang mudah. Bagaimana itu? Saya akan kupas beberapa di antaranya dalam artikel ini.
Pertama, kalau mau menulis buku bestseller, cobalah
yakin sejak awal bahwa kita semua berpeluang dan mampu melakukan hal
tersebut. Penulis senior atau bahkan penulis pemula sekalipun, semuanya
punya peluang yang sama untuk menggebrak pasar. Kalau sudah punya
keyakinan, cobalah terus memeliharanya, lalu tambahkan dengan semangat
yang sungguh-sungguh dialirkan dalam setiap langkah penulisan nantinya.
Kedua, miliki perspektif menulis buku itu mudah, yaitu
sekadar aktivitas merangkai huruf, kata, kalimat, paragraf, dan tulisan.
Caranya, pandanglah buku itu hanya sebagai kumpulan bab atau tulisan
pendek. Sementara, bab atau tulisan pendek itu sendiri hanyalah kumpulan
dari paragraf (alinea), paragraf itu sendiri hanya kumpulan dari
beberapa kalimat, kalimat hanya kumpulan dari beberapa kata, dan kata
hanyalah kumpulan dari beberapa huruf.
Jadi, kalau kita bisa merangkai huruf menjadi kata, merangkai
kata-kata menjadi kalimat, kemudian membuat kalimat-kalimat tersebut
menjadi paragraf, lalu bisa merangkai sejumlah paragraf menjadi sebuah
tulisan, dan terakhir menulis beberapa artikel atau tulisan pendek, ya
jadilah buku itu. Sesederhana itulah! Makanya, jangan punya persepsi
menulis buku itu sulit.
Ketiga, pilih tema yang pas dengan mempelajari sejarah sekaligus tren tema-tema buku bestseller. Menyangkut sejarah buku bestseller, pasti akan kita temukan tema-tema betseller yang bisa berulang. Sementara soal tren, pasti efek tarikan atas buku betseller yang sedang bergaung. Artinya, kalau ada tema buku bestseller sedang moncer
di pasaran, tak menutup kemungkinan tema yang sama juga lagi digemari
dan dicari. Jadi, ini peluang bagi penulis-penulis lain yang tajam
penciumannya atas selera dan tren pasar.
Keempat, setelah berhasil memilih tema, buatlah outline atau kerangka tulisan. Untuk apa? Untuk mempercepat proses penulisan dan menata supaya tulisan tidak melebar ke mana-mana. Outline bisa dibuat berdasarkan cara atau gaya penulisan kita. Ada yang mampu menulis dengan baik kalau didasari oleh outline yang detail, tapi ada yang lebih efektif dengan outline
sederhana. Apa pun pilihannya, efektivitas penulisan tetap menjadi
pertimbangan utama. Makanya, bagi yang merasa bisa menulis dengan lebih
baik dan cepat tanpa outline, ya abaikan saja outline ini.
Kelima, pilih teknik penulisan buku yang paling efektif dan
efisien. Maksudnya? Pilih teknik penulisan yang paling cocok buat kita,
paling membuat kita bersemangat, paling mudah dilakukan, dan tentu saja
efisien secara waktu. Soal teknik ini menjadi krusial sifatnya bila kita
sedang mengejar atau mengikuti tren buku tertentu. Contoh, penulisan
buku berbasiskan teknik wawancara, teknik menulis cepat, dan teknik
kompilasi artikel/tulisan pendek adalah teknik yang paling cocok untuk
menyasar tren buku bestseller.
Keenam, kuasai teknik menulis cepat. Teknik ini didasarkan
pada prinsip bahwa ide-ide dasar dan yang paling orisinal harus segera
dituliskan supaya tidak menguap. Yang terpenting adalah menuliskan
gagasan ketika kita sedang dalam kondisi dibanjiri oleh ide. Soal
pengayaan isi dan penyuntingan bisa dilakukan pada tahapan berikutnya.
Contoh aplikasi teknik ini adalah; sekali duduk atau menulis, selesailah
satu tulisan (artikel) atau bab. Sekali menguasai teknik menulis cepat,
masalah penundaan dan kemacetan bisa lebih mudah dihindari atau
diatasi.
Ketujuh, alirkan gairah, semangat, visi, dan misi dalam setiap tulisan kita. Salah satu rahasia keberhasilan buku-buku bestseller
adalah pada kemampuannya dalam “berbicara” atau menjalin hubungan
emosional dengan para pembacanya. Buku yang mengesankan adalah buku yang
mampu memengaruhi dan menggerakkan pembacanya dalam beragam cara.
Bagaimana caranya? Ya, selain bisa mengungkapkan pikiran-pikiran atau
ide-idenya, penulis harus mampu mentransfer antusiasme, keyakinan,
visi-visi, dan kejujurannya kepada pembaca. Kalau sudah begini, tanpa
disuruh pun akan ada banyak pembaca yang merekomendasikan buku kita
nantinya.
Kedelapan, kuasai teknik pengayaan dan penyuntingan naskah,
serta sediakan waktu yang cukup untuk mengolah naskah kita. Naskah yang
ditulis dengan cepat biasanya bolong di sana-sini. Pada tahap
penyuntingan dan pengayaan inilah kita harus bisa mengerjakan PR kita;
mengecek kembali sistematika tulisan, judul bab dan subbab, mengecek
ketepatan teori dan pendekatan, kelengkapan data maupun variasi contoh
kasus, pengembangan gaya bahasa populer, termasuk soal tata bahasa, dll.
Pada tahap ini pula kita berkesempatan untuk meneliti dan merasakan
ulang apakah naskah kita sudah cukup “berbicara” kepada calon pembaca
nantinya.
Kesembilan, pilih judul yang paling pas. Bila perlu, adakan
survei dengan menyodorkan sekurang-kurangnya sepuluh nomine judul. Saya
yakin, ada beberapa judul yang benar-benar memiliki efek sugestif kepada
para calon pembacanya. Silakan pelajari daftar buku laris versi
koran-koran atau majalah, pasti mudah ditemukan judul-judul sejenis itu.
Memang judul bukan faktor yang paling menentukan, tetapi tetap saja,
judul yang pas akan menjadi iklan utama bagi sebuah buku. Buku, sama
halnya dengan produk lainnya, sekalipun bagus isi/kualitasnya bisa saja
tidak dilirik konsumen karena iklan atau judulnya tidak memberikan
impresi/kesan kesan yang bagus.
Kesepuluh, bekerjasamalah dengan editor atau penerbit.
Setelah berusaha memaksimalkan semua potensi karyanya, setiap penulis
harus bekerjasama dengan editor atau penerbit supaya potensi bestseller
naskahnya semakin maksimal. Para editor dan penerbit berpengalaman
biasanya memiliki data, informasi, atau pengalaman dalam mengolah naskah
menjadi buku bestseller. Di sinilah peran mereka dalam men-dandani
naskah kita supaya memiliki format, tampilan, atau kemasan yang
menjual. Kadang mereka membutuhkan ide-ide orisinal kita, kadang justru
kitalah yang harus berkompromi dengan strategi mereka. Semuanya butuh
kerjasama demi hasil maksimal dan menguntungkan kedua belah pihak.
Nah, apakah dengan menjalankan langkah-langkah di atas dipastikan bisa menghasilkan buku bestseller?
Saya katakan tidak ada jaminan. Kadang berhasil, kadang juga tidak.
Masih banyak variabel yang memengaruhi dan menentukan. Tetapi kepada
setiap penulis saya selalu katakan, itulah area atau variabel yang bisa
kita kontrol dan maksimalkan potensinya. Setelahnya hanyalah hasil
interaksi di pasar.
Namun, saya berani pastikan, menulis buku dengan cara atau strategi
seperti di atas sanggup memberikan pengalaman yang sangat menggairahkan.
Saya, sejumlah penulis dan penerbit, serta para klien saya, merasakan
betul manfaatnya. Selamat menulis buku bestseller![ez]
Ditulis oleh : Edy Zaqeus
Sumber : http://www.pembelajar.com/cara-gampang-menulis-buku-best-seller
Posting Komentar untuk "CARA GAMPANG MENULIS BUKU BEST SELLER"