Everything About Toilet
Kali ini aku ingin menulis soal toilet. Hehehe, pasti pada
tahu kan apa itu. Tempat yang paling nyaman disinggahi saat perut mules. Tak
hanya itu, toilet ini sudah jadi tempat paling sering kukunjungi kalau sedang
mencari inspirasi.
Dari mana sih asal toilet itu?
Toilet pertama ternyata sudah ada sejak lima ribu tahun yang lalu. Toilet pertama itu merupakan toilet bilas kota peradaban Mahenjodaro. Namun sayang toilet ini menghilang bersama dengan peradabannya. Lalu dikembangkan kembali di Eropa pada pertengahan abad ke-19.
Pada waktu itu, orang-orang tanpa malu membuang air besar di
jalan dan membuang tinja dalam pispot ke luar jendela. Saar berjalan, mereka
terbiasa menginjak tinja atau bahkan terkena semburan tinja. Tentus aja ini
menyulitkan para wanita yang menggunakan gaun panjang untuk berjalan. Ini pula
yang menyebabkan munculnya sepatu hak tinggi. Pada masa itu sepatu hak tinggi
dibuat dari kayu untuk mencegah ujung gaun menyentuh kotoran.
Zaman dulu, saat manusia masih hidup berburu, setiap ingin
buang air, mereka melakukannya di mana saja, seperti hewan. Gunung, ladang,
sungai, laut dan di mana pun jadi toilet. Bahkan sekarang pun masih ada loh
orang yang menggunakan laut atau sungai sebagai toilet.
Orang Thailand yang tinggal dan membangun rumah di atas atau
di pinggir sungai, buang air dengan berendam di dalam air sungai dangkal
setengah badan. Kadang-kadang juga dibuat toilet di aatas sungai sehingga
kotoran yang jatuh langsung menjadi santapan ikan. Ada juga toilet
yang menggunakan batang kayu bulat. Kalau ingin buang air di atas sungai dengan
aman, kita harus menjaga keseimbangan supaya tidak tercebur ke air sungai yang
kotor.
Sebagian masyarakat di negara keulauan Tuvalu, Pasifik
Selatan, malah masuk ke laut untuk mencuci muka dan mandi, kemudian sambil
bertukar cerita di dalam air, mereka juga buang air besar. Kebayang gak mencuci
muka dengan air bekas kotoran? Hueeek.
Hal-hal unik tentang cebok di toilet.
Sekarang sudah muncul bidet sebagi alat untuk cebok pengganti
tisu. Tetapi bagaimana cebok tanpa tisu? Alat yang paling banyak digunakan
untuk membersihkan dubur di negara Korea maupun di negara lain adalah daun.
Pada zaman dulu, orang Jepang membersihkan dubur merek
dengan menggunakan pembersih kotoran sejenis sumpit kayu, dan pembersih kotoran
ini juga digunakan di Korea. Di Yunani, cebok dilakukan dengan menggunakan batu kecil
yang dimasukan kedalam kantong, karena kalau langung menggunakan batu yang
panas akan menyebabkan luka bakar.
Ada juga yang menggunakan tangannya untuk membersihkan dubur
mereka. Orang India membersihkan dubur dengan tangannya kemudian dicuci
menggunakan ait. Orang Arab Saudi mencebok dengan menggunakan pasit yang
digosokkan ke tangan. Tetapi tidak semua orang membersihkan duburnya. Orang
Eskimo, yang makanan utamanya daging, buang airnya keras dan bulat-bulat,
sehingga duburnya tidak perlu dibersihkan.
Kalau kamu, cebok pake apa? Hihihihi
Sumber: Buku Pengetahuan Paling Jorok Sedunia.
ngggggg itu cuci muka pake air kotoran o_O
BalasHapus