Aku Ingin Kembali - Cermin
![]() |
gambar dari mbah gugel |
“Aku ingin kembali,” katamu. Sejak beberapa hari
terakhir kau selalu menatap selembar foto yang penuh dengan isolasi. Foto yang
kaurekatkan kembali dengan sisa-sisa harapan. Foto yang sudah buram terkena
tetesan air matamu yang selalu saja jatuh.
“Ya Allah, izinkan aku kembali lagi padanya. Tak sudikah
Kau mengabulkan pintaku?” Teriakmu dengan suara yang nyaris tak terdengar
karena beradu dengan isak tangis.
Kembali lagi kau tersungkur di sajadah. Dengan penuh
kepasrahan kau berdzikir di butir-butir tasbih. Sambil menyebut nama Allah,
matamu tak lepas dari gambar senyum bahagia di lembar foto.
Foto terakhirmu bersama anak-anak dan ayahnya. Gambar yang
diambil saat hari lebaran tiga tahun yang lalu. Kau ingat saat itu, memaksakan
diri untuk menghabiskan libur lebaran bersama keluarga baru mantan suamimu.
Saat yang seharusnya kau tak ada di sana. Namun, karena kerinduan teramat dalam
pada dua buah hatimu yang kautinggalkan sejak masih dalam buaian, membuatmu
mengalahkan rasa malu.
Kau ingat juga, betapa berat rasanya berhadapan dengan
istri baru mantan suamimu. Wanita yang tengah hamil empat bulan itu bahkan rela
membiarkanmu tidur di kamarnya dan memilih tidur di ruang tamu, hanya
beralaskan karpet dan selimut tebal. Kau bahkan ingat bagaimana wanita itu
berdiam diri di kamar saat malam takbir berkumandang dan kau justru menggandeng
suaminya dan membawa anak-anak ke halaman untuk bermain kembang api dan
petasan. Kau merusak malam pertama lebaran wanita yang baru saja menjadi
seorang muslimah. Bagimu, itu hukuman paling pantas buatnya, yang sudah
mengambil suamimu.
Lagi-lagi kau menangis menjadi-jadi.
“Maafkan aku. Tidak seharusnya aku membencimu...” Kau
tiba-tiba tersadarkan. Itu bukan kesalahan wanita yang kauanggap mengambil
suamimu. Wanita yang telah rela menggendong anak-anak yang kautitipkan sesaat
sebelum kau memutuskan pergi demi sebuah cita dan cinta. Kau ingat hari itu,
saat kau memilih untuk pergi demi pekerjaan dan lelaki lain. Lelaki yang
kemudian menikahimu. Namun, akhirnya berpisah karena satu hal yang tidak
kaumengerti.
Dan kini, kau merasa kesepian. Tak ada canda tawa
anak-anak. Juga tak ada peluk hangat dari orang yang melindungimu.
“Aku ingin kembali padamu, izinkan aku...” Hanya itu yang
bisa kauucapkan di setiap sujudmu. Sebuah keinginan terbesar, yang kau sendiri ragu entah
akankah terwujud.
mba sayang.... dia hanya masa lalu. Jangan biarkan dia mencabik hari-harimu. Kau harus jaga keutuhan rumahtanggamu. chayoo mbayu.. ^_^
BalasHapusheheheheh iya
Hapusmbak Rin, walaupun pov 2 mu bagus dan meyakinkan. Aku tidak percaya bahwa ini adalah yang benar terjadi padanya.
BalasHapusTetap semangat ya...perjuangkan keluargamu.