
”..when you buy things on computer,
only better you get to come here, see the books, touch them, and smell them”
-The Last Bookshop-
Dari kalimat diatas, kebayang ga? Kalau
di dunia ini hanya ada tinggal satu toko buku yang tersisa? Kini teknologi
semakin maju, kemudahan untuk mengakses dan mendapatkan informasi pun semakin
mudah, cepat dan tidak terbatas oleh jarak dan waktu. “Udah kita googling aja,
udah ga jaman pinjam buku ke Perpustakaan..” begitu komentar salah satu anak
sekolah yang saya dengar di salah satu angkutan umum, saat mereka berdiskusi
tentang tugas sekolahnya. Ya, mungkin kini jamannya telah berbeda, dahulu jika
kita mendapat tugas dari sekolah, maka kita harus mencari buku di perpustakaan
sebagai bahan literatur, bahkan untuk fotocopy buku pun masih cukup sulit
terutama bagi teman-teman kita yang bukan berada di kota besar. Kini anak-anak
sekolah telah di “manja”-kan oleh teknologi internet yang sudah diajarkan sejak
dini.
Saya cukup miris mendengar komentar
salah satu anak sekolah tadi. Kesimpulan yang saya bisa dapatkan adalah
rendahnya minat membaca di kalangan anak-anak sekolah saat ini. Segalanya
dimudahkan oleh internet, sehingga anak-anak cenderung tidak mau untuk berpikir
dan mengeksplorasi buku sebagai media perubahan bagi dirinya. Hasil survei dari
UNESCO membuktikan bahwa minat baca masyarakat Indonesia merupakan yang paling
rendah di ASEAN. Dan untuk survei rasio perbandingan antara konsumsi surat
kabar dengan jumlah pembaca, yang dilakukan terhadap 39 negara di dunia,
Indonesia menempati urutan ke-38 !
Idealnya, berdasarkan rasio penduduk,
satu surat kabar dibaca oleh 10 orang (1:10), sedangkan di Indonesia satu surat
kabar dikonsumsi oleh 45 orang (1:45). Dalam hal minat baca, Indonesia tertinggal
dengan jauh dengan negara-negara tetangga lainnya, seperti Filipina 1:30,
bahkan Srilanka yang tergolong negara belum maju sudah memiliki rasio minat
baca 1:38. Menurunnya jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun pun
terjadi di Indonesia, berdasarkan data Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan
Nasional RI tahun 2012, Indonesia sebagai negara berpenduduk 165,7 juta jiwa
lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Artinya,
rata-rata 1 buku di Indonesia hanya dibaca oleh 5 orang. Ini kebalikan dari
Amerika, dengan jumlah penduduk mereka yang berkisar 285,5 juta jiwa, mereka
memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 1 miliar per tahun! Artinya, satu orang
Amerika rata-rata membaca 4 sampai 5 judul buku.
Rendahnya minat baca pada masyarakat
Indonesia ini jelas sangat berpengaruh kepada kualitas bangsa Indonesia. Kita
menjadi pribadi bangsa yang ingin segalanya “instan”, tidak mengetahui dan
mendalami perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia. Ada banyak
faktor yang membuat minat baca di Indonesia masih rendah. Pertama, Buku yang
ada masih kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat, isi buku yang hanya
berdasarkan trend yang ada saat ini, dan media promosi yang terlalu
serius/bahkan berlebihan. Serta kedua, untuk beberapa daerah terpencil di
Indonesia, masih sulitnya akses terhadap buku. Jumlah toko buku yang terbatas,
sedikitnya fasilitas perpustakaan daerah di satu wilayah, dan daya beli
masyarakat terhadap buku yang masih rendah.
Lalu apa yang dapat kita lakukan? Sebagai
generasi muda, kita harus menggalakkan kembali gerakan membaca di masyarakat,
khususnya lingkungan kita. Caranya mudah, dapat dengan membuka Taman Baca,
Perpustakaan Mini/keliling di lingkungan rumahmu atau bahkan hanya dengan
memberikan/menyumbangkan buku bekas layak bacamu kepada adik-adik yang
membutuhkan. Dengan begitu, kita secara tidak langsung menggalakkan gerakan
membaca dan menumbuhkan minat baca terhadap adik-adik kita. Generasi muda harus
sadar bahwa buku erat kaitannya kehidupan. Jika kita ingin berbagi/membagi ilmu
kita dengan orang lain, maka isilah..penuhilah dengan membaca. Layaknya sebuah
teko yang akan menuangkan air kepada setiap orang yang sedang kehausan, maka
isilah..penuhilah teko tersebut, sebelum kita membagikannya kepada orang lain.
Jika tidak, apa yang bisa kita bagi?
Jadi, sudah tahukan betapa pentingnya
membaca, khususnya buku bagi kehidupan kita?
Baca juga :
Pentingnya Menulis untuk Kemanfaatan Ilmu
RENDAHNYA MINAT BACA BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS BANGSA
Pentingnya Menulis untuk Kemanfaatan Ilmu
RENDAHNYA MINAT BACA BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS BANGSA
Sumber : http://ilmuberbagi.or.id/kualitas-suatu-bangsa-berawal-dari-buku/#sthash.1LRH7CqF.dpuf
image from
galiehpramudita.blogspot.kr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar